Kesamaan Ikhwanul Muslimin dan Hizbut Tahrir

Kearah Kesatuan Gerakan Islam

Saya mengambil pembahasan ini dikarenakan banyaknya pertentangan yang seharusnya tidak dipertentangkan diantara gerakan Islam, atau adanya kewajiban untuk saling mengkoreksi satu sama lain namun terkesan itu hal tabu. Beberapa orang tidak mau menerima perbedaan dengan sangat ekstrim mereka melarang adanya kelompok-kelompok kepartai sama sekali dengan dalil-dalil yang mereka bawa kemudian disisi lain aga gerakan yang terlalu ekstrim dengan menganggap Islam merahmati perbedaan tanpa ada kewajiban saling menasehati.

Saya mengambil judul ini dari sebuah risalah ustadz Fathi Yakan yang diterjemahkan oleh Mohd. Kamil Abdul Majid. Beberapa orang menyamakan apa yang jelas berbeda untuk menutupi kesalahannya dengan perkataan,’kita harus terima dengan perbedaan’. Untuk memulai persamaan ini maka saya sampaikan tulisan dari kalangan gerakan Ikhwanul Muslimin bukan gerakan yang saya beriltizam kepadanya yaitu Hizbut Tahrir untuk mencari kesamaan gerakan Islam yang berkiblat kepada kebenaran bukan nawa nafsu.

“Harakah Islamiyyah mestilah mengetahui bahwa tugas utamanya ialah mengembalikan pengabdian diri manusia kepada Tuhan mereka baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Tugas ini tidak mungkin tercapai selagi tidak tegak sebuah negara yang menjadikan Islam sebagai sumber hukum dan perundangannya, serta kembali kepada Islam dalam segala urusannya. Dalam setiap langkahnya negara itu hendaklah berjalan mengikut petunjuk yang betul dan jalan yang lurus.”Fathi Yakan.

Hal senada akan kita temukan didalam kitab Nidzamul Islam yang ditulis oleh syeikh Taqiyuddin an Nabhani.” Dengan demikian tujuan-tujuan utama untuk menjaga masyarakat bukan ditentukan oleh manusia, akan tetapi berasal dari perintah-perintah Allah dan larangan-larangan-Nya. Aturan ini selalu tetap keadaannya, tidak akan pernah berubah atau berkembang. Karena itu, melestarikan eksistensi manusia, menjaga akal, kehormatan, jiwa, pemilikan individu, agama, keamanan dan negara, adalah tujuan-tujuan utama yang sudah baku, tidak akan pernah berubah atau berkembang.” Maka kesimpulan pertama yaitu kita sama dalam tujuan yaitu penegakan Islam dalam bingkai daulah atau negara.

Kemudian yang kedua adalah cara yang benar dalam menempuh jalan perubahan. Saya akan kemukakan sifat-sifat perubahan dalam garis besarnya. Pendapat ini dari risalah syeikh Fathi Yakan dimana ada kesamaan dengan apa yang dibawa oleh Hizbut Tahrir.

Pertama, Melepaskan dan Jahiliyyah sepenuhnya sama ada dalam perasaan, atau pemikiran dan konsep, atau amalan dan urusan.

Dari sifat ini syeikh Taqiyuddin an Nabhani sama dalam menanggapi ini dengan tulisan beliau,”Akan tetapi patokan sebuah masyarakat adalah masyarakat secara keseluruhan, yang memiliki pemikiran, perasaan, peraturan dan komunitas masyarakat. Sebuah masyarakat itu dianggap sebagai masyarakat Islam yang menerapkan sistem Islam, apabila unsur- unsur di atas tadi diwarnai oleh Islam”

Kedua, Beriltizam dengan Islam dan hukum-hukumnya secara sepenuhnya dan menjadikannya asas hidup, titik tolak berfikir pengkalan tasawwur dan puncak hukum dalam setiap persoalan dan objek.

Begitu juga yang dibawa oleh Hizbut Tahrir dalam kitab Nizhamul Islam ditulis,” Mengemban dakwah Islam mengharuskan keseriusan dalam pelaksanaan hukum-hukum Islam secara keseluruhan, dan tidak meremehkannya sedikit pun. Seorang pengemban dakwah tidak akan mengambil jalan kompromi dan tidak akan mengorbankan nilai-nilai Islam, tidak lalai dan tidak akan menunda-nunda.”

Ketiga, Menganggap jihad pada jalan Allah sebagai matlamat asasi dan kewujudan kita. Di mana konsep ini memerlukan persiapan yang cukup untuk berkorban dengan segala sesuatu untuk mencapai tujuannya.

Dalam masalah jihad ini tidak ada perbedaan akan kewajibannya, baik itu ada daulah Islam atau tidak ada komando Amirul Mukminin maupun tidak, karena kewajiban itu bersifat mutlak.

Ciri-ciri yang harus muncul dijelaskan oleh syeikh Fathi Yakan dibawah ini sama dengan apa yang dibawa oleh Hizbut Tahrir.

A — Revolusioner (Perubahan) Satu daripada sifat yang wajib ada pada harakah ialah sifat inqilabiyah (perubahan). Islam merupakan manhaj inqilabi (methodologi perubahan) bukannya methodologi tempelan. Pencapaian manhaj inqilabi ini akan berhasil dengan adanya kumpulan yang bergerak ke arah perubahan (tajamu haraki inqilabi). Maka harakah yang mengepalai amal Islam ini hendaklah berada pada taraf yang boleh mengadakan perubahan secara Islam dan segi kesedaran, manhaj dan kebolehan.

B — Desentralisasi Sifat utama yang lain, harakah Islamiyyah antarabangsa yang tunggal wajiblah bersifat desentralisasi. Hijrah pada zaman kenabian dalam pengertian yang mendalam memamparkan uslub amal Islam desentralisasi. Ia menunjukkan bahawa pencapaian Islam kadangkala mudah di satu tempat dan payah serta mustahil di tempat yang lain. Ketika itu menjadi mustahak dicurahkan seluruh tenaga pada tempat yang berpontesi dan mudah agar waktu tidak terbuang dan disia-siakan.

C — Fikrah Harakah Islamiyyah haruslah bergantung kepada fikrah yang jelas bukannya emosi, sebagai asas bertolak. Ia adalah dakwah hujjah dan dalil, dakwah rasional dan logik. Itulah satu keistimewaan dakwah Islam berbanding dengan dakwah dakwah lain sejak dahulu sampai sekarang. Antara syarat-syarat ideologikal ini ialah Islam itu hendaklah difahami dan didakwahkan berdasarkan hujjah-hujjah dan tasawwur yang mendalam serta penglihatan yang umum dan jelas. Antara syarat-syarat ideologikal juga ialah konferantasi dengan jahiliyyah heridaklah berdasarkan terlebih dahulu kepada kajian yang berpusat di sekitar pemikiran, prinsip, wasilah (jalan) dan strategi jahiliyyah.

D — Rabbaniyyah Akhir sekali harakah hendaklah bergantung kepada tarbiyah Rabbaniyah (pendidikan ketuhanan) sebagai jalan pembentukkan individu-individu dan barisan kader-kadernya. Syaksiyah Islamiyyah tidak hadir semata-mata dengan kesedaran ideologi tetapi semestinya diikuti oleh tarbiyah sehingga Islam dijadikan sebagai neraca asas dalam memenuhi tuntutan kecenderungan, keinginan, dorongan ke arah kebaikan dan keburukan dan batas antara halal dan haram. Syaksiyah Islamiyyah adalah faktor asas dalam operasi merangka pelaksanaan inqilab Islam dalam menegakkan negara Islam. Kejayaan harakah dalam membentuk syaksiyah Islamiy yah akan menjadikan Iebih berkemampuan dan berkesan dalam mengatasi kepayahan untuk mencapai cita-cita dan harapan.

Dari uraian ini saya ingin katakan bahwa perbedaan dalam hal yang memang dibolehkan berbeda adalah boleh, sedangkan perbedaan dalam hal diwajibkan sama adalah terlarang. Kita harus menyandarkan amal kita dengan dalil. Dan semoga manhaj yang kita sepakat ini dalam kebersamaan gerak sedang toleransi dalam perbedaan. Saling menerima kritik dalam kebaikan dan tidak bersifat sombong. Dan semoga kita mampu mengikat ilmu dengan amal. Malik bin Dinar pernah mengungkapnya: Orang alim bila tidak lagi beramal dengan ilmunya, hilang nasihatnya di hati sebagaimana hilang hujan dan langit cerah. Dan kita bersabar dijalan sulit ini, jalan yang telah ditempuh Rosulullah yang membuat beliau dimusuhi, difitnah, diboikot, bahkan sampai pada usaha untuk membunuh beliau.

Wallahu a’lam bi shawab.
Bogor, 22 Jumadil Ula 1435 H
Muhammad Isnan

Related

Maaf saya takut.

Maaf saya takut. Suatu ketika saat saya memposting sesuatu ada yang mengajak pada perdebatan. Namun ini bukan debat syar'i karena nada dalam tulisannya penuh penghinaan dan tanpa landasan i...

Nafsyiah 1 : Konsekuensi Persaudaraan

Nafsyiah 1 : Konsekuensi Persaudaraan Minggu pagi dengan suasana agak dingin, namun dihangatkan dengan silah ukhwah penghuni kosan. Sudah dijadwalkan bahwa minggu pagi adalah kajian Nafsiyah/...

Pemikiran tanpa Sebab dan Akibat.

Pemikiran tanpa Sebab dan Akibat Jika kita pernah membaca kita 'Peraturan Hidup Dalam Islam' yang dikeluarkan Hizbut Tahrir kita akan mendapati pendapat bahwa masyarakat terbentuk dari tiga e...

Posting Komentar

emo-but-icon
:noprob:
:smile:
:shy:
:trope:
:sneered:
:happy:
:escort:
:rapt:
:love:
:heart:
:angry:
:hate:
:sad:
:sigh:
:disappointed:
:cry:
:fear:
:surprise:
:unbelieve:
:shit:
:like:
:dislike:
:clap:
:cuff:
:fist:
:ok:
:file:
:link:
:place:
:contact:

Follow Us

TranslateStatistik

Translate

Statistik

5475

Iklan

Silahkan hubungi kami untuk memasang iklan

Tentang

Nama : Muhammad Isnan, seorang mahasiswa Institut Pertanian Bogor, jurusan Agronomi dan Holtikultura Fakultas Pertanian.

Aktif di lembaga dakwah kampus, LDK BKIM IPB. Menyusuri setiap jejak langkah pejuang untuk mengembalikan kehidupan Islam dengan menerapkan syariah secara kaffah dalam naungan Khilafah.
item