Nafsyiah 1 : Konsekuensi Persaudaraan



Nafsyiah 1 : Konsekuensi Persaudaraan

Minggu pagi dengan suasana agak dingin, namun dihangatkan dengan silah ukhwah penghuni kosan. Sudah dijadwalkan bahwa minggu pagi adalah kajian Nafsiyah/pola laku fil Islam. Kajian ini bukan tentang pemikiran sebagaimana pembentukan aqliyah/pola pikir, namun lebih pada kajian amaliyah yaitu diamalkan dengan perilaku.

Saat itu dibahas tentang hadist tentang keutamaan membantu saudaranya, menutupi aibnya, menempuh jalan menuntut ilmu, dan tentang percepatan amal. Dalam kajian itu dibahas bagi mereka yang kurang percepatan amalnya maka tidak dapat mengejarnya dengan nasab/keturunan.

Tidak ada apapun penolong amal kita kecuali kita yang melakukan amal, dan setiap manusia dihisab berdasarkan amalny bukan amal orang lain. Sekiranya kita adalah anak dari seorang kiyai, ustadz, habib, atau sebutan apapun tetaplah kita diperhitungkan karena amalnya.

Sedang perintah menutupi aib saudaranya ini untuk kekhilafan saudara kita dimasa lampau, karena jika sedang terjadi maka kesalahan itu hendaknya diingatkan dengan pengingat selemahnya dengan doa. Menolong dalam konteks ini lebih kepada menolong saudara kita yang terdzalimi, pun termasuk menolong penegakan syariah dan khilafah karena ini adalah cahaya penerang sistem dzalim demokrasi kapitalisme. dalam konteks menghilangkan kesusahan ini semisal dalam hutang, bahwa wajib kita memberi tangguh bagi penghutang jika mereka belum mampu membayar, dan sunnah jika kita mengikhlaskan sebagian atau seluruhnya.

Dalam konteks menempuh jalan menuntut ilmu bahwa ini bermaksud maknawi atau hakiki. Jalan bisa diartikan jalan aktivitas fisik maupun jalan dengan makna aktifitas apapun untuk memperoleh ilmu.

Inilah amal yang senantiasa kita uapayakan agar menghiasi diri kita, karena alangkah aneh jika kita memperjuangkan sesuatu yang besar seperti penegakan syariah dan khilafah sedang kita tak pernah menghiasi kebaikan pada diri kita. Dan dalam kaitannya dengan pertolongan Allah bahwa Rosulullah tidak hanya memperjuangkan Islam dalam ranah politik namun selalu beliau mengajarkan amal shalih kepada para sahabat, seperti berbakti dengan orang tua, menginfakan harta, akhlak dengan tetangga dan sebagainya. Walaupun dengan tegas disebutkan oleh syaikh Sayyid Quthb bahwa pembentukan akhlak ini BUKAN jalan menegakan Islam, karena Islam hanya tegak dengan dakwah akidah. Sehingga pula amat disayangkan bagi yang terlihat shaleh dengan amal yaumiyah/harian yang baik tak memiliki ruh akidah yang salim/lurus sebagaimana disebut oleh syaikh Hasan al Banna. Dan tak pernah mengerti tentang akidah ini dan konsekuensinya dalam kehidupan sehingga masih berkudang dengan sampah demokrasi.

Wallahu a'lam.

:: « مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ »

Siapa saja yang menghilangkan satu kesusahan seorang Mukmin di antara kesusahan-kesusahan dunia niscaya Allah akan menghilangkan dari dirinya satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan pada Hari Kiamat. Siapa saja yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya Allah memudahkan bagi dirinya di dunia dan akhirat. Siapa saja yang menutupi aib seorang Muslim niscaya Allah menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah SWT menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya. Siapa saja yang menempuh jalan mencari ilmu niscaya Allah mudahkan untuknya jalan ke surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu Baitullah, mereka membaca Kitabullah dan dan mempelajarinya di antara mereka niscaya ketenteraman turun atas mereka, mereka diliputi oleh rahmat dan dikelilingi oleh para malaikat serta Allah menyebutkan mereka kepada para malaikat yang ada di sisi-Nya. Siapa saja yang lambat amalnya maka nasabnya tidak bisa mempercepatnya (HR Muslim, Ibn Majah, at-Tirmidzi dan Ahmad).

Related

pendidikan 2487777669489540368

Posting Komentar

emo-but-icon
:noprob:
:smile:
:shy:
:trope:
:sneered:
:happy:
:escort:
:rapt:
:love:
:heart:
:angry:
:hate:
:sad:
:sigh:
:disappointed:
:cry:
:fear:
:surprise:
:unbelieve:
:shit:
:like:
:dislike:
:clap:
:cuff:
:fist:
:ok:
:file:
:link:
:place:
:contact:

Follow Us

TranslateStatistik

Translate

Statistik

5475

Iklan

Silahkan hubungi kami untuk memasang iklan

Tentang

Nama : Muhammad Isnan, seorang mahasiswa Institut Pertanian Bogor, jurusan Agronomi dan Holtikultura Fakultas Pertanian.

Aktif di lembaga dakwah kampus, LDK BKIM IPB. Menyusuri setiap jejak langkah pejuang untuk mengembalikan kehidupan Islam dengan menerapkan syariah secara kaffah dalam naungan Khilafah.
item