Maaf saya takut.

Maaf saya takut.

Foto: Maaf saya takut.

Suatu ketika saat saya memposting sesuatu ada yang mengajak pada perdebatan. Namun ini bukan debat syar'i karena nada dalam tulisannya penuh penghinaan dan tanpa landasan ilmu. Kemudian saya tak menanggapinya sedikitpun, kemudian dia mengatakan bahwa saya takut menanggapi tulisannya. Benar, saya takut namun bukan karena saya tak memiliki jawaban. Karena saya tak ingin mendebat karena termasuk merendahkan ilmu berdebat kepada orang yang tidak memiliki ilmu. Dan meninggalkan debat seperti itu adalah kebaikan berdasarkan hadist-hadist Rosulullah.

Atau untuk sesuatu apapun terhadap komentar yang tidak saya jawab atau saya abaikan mungkin karena saya juga takut. Saya takut kepada hati ini jikalau syaitan menunjukan keburukan sebagai sesuatu yang baik. Menunggangi niat baik dengan berbagai macam keburukan, menunggai amal dengan riya, menunggangi dakwah dengan ashabiyah, menunggangi kebaikan dengan sombong, atau menunggangi nasehat dengan nafsu.

Dan saya tahu bahwa kesulitan atas amal itu jauh karena masalah hati. Kadang amal kita baik dimata manusia namun amat buruk apa yang dihati. Dan saya menghindari dari apapun yang dapat menjerumuskan dalam keburukan itu. Walaupun terkadang sebagai hamba dhaif ini teramat sering melakukan kesalahan.

Belajar adalah jendela ilmu, dan memiliki guru adalah jalan ilmu. Tanpa belajar seseorang tak akan mendapat ilmu dan tanpa guru amat mengkhawatirkan akibatnya. Benar bahwa mereka alim ulama adalah yang takut, bukan kepada manusia namun kepada Allah. dan semoga kita mampu menghitung amal kita sebelum perhitungan Allah. karena dunia adalah tempat amal dan akhirat adalah tempat hisab tanpa amal lagi.

Semoga senantiasa kita termasuk hambaNya yang bertakwa. aamiin..

wallahu a'lam
Suatu ketika saat saya memposting sesuatu ada yang mengajak pada perdebatan. Namun ini bukan debat syar'i karena nada dalam tulisannya penuh penghinaan dan tanpa landasan ilmu. Kemudian saya tak menanggapinya sedikitpun, kemudian dia mengatakan bahwa saya takut menanggapi tulisannya. Benar, saya takut namun bukan karena saya tak memiliki jawaban. Karena saya tak ingin mendebat karena termasuk merendahkan ilmu berdebat kepada orang yang tidak memiliki ilmu. Dan meninggalkan debat seperti itu adalah kebaikan berdasarkan hadist-hadist Rosulullah.

Atau untuk sesuatu apapun terhadap komentar yang tidak saya jawab atau saya abaikan mungkin karena saya juga takut. Saya takut kepada hati ini jikalau syaitan menunjukan keburukan sebagai sesuatu yang baik. Menunggangi niat baik dengan berbagai macam keburukan, menunggai amal dengan riya, menunggangi dakwah dengan ashabiyah, menunggangi kebaikan dengan sombong, atau menunggangi nasehat dengan nafsu.

Dan saya tahu bahwa kesulitan atas amal itu jauh karena masalah hati. Kadang amal kita baik dimata manusia namun amat buruk apa yang dihati. Dan saya menghindari dari apapun yang dapat menjerumuskan dalam keburukan itu. Walaupun terkadang sebagai hamba dhaif ini teramat sering melakukan kesalahan.

Belajar adalah jendela ilmu, dan memiliki guru adalah jalan ilmu. Tanpa belajar seseorang tak akan mendapat ilmu dan tanpa guru amat mengkhawatirkan akibatnya. Benar bahwa mereka alim ulama adalah yang takut, bukan kepada manusia namun kepada Allah. dan semoga kita mampu menghitung amal kita sebelum perhitungan Allah. karena dunia adalah tempat amal dan akhirat adalah tempat hisab tanpa amal lagi.

Semoga senantiasa kita termasuk hambaNya yang bertakwa. aamiin..

wallahu a'lam

Related

pemikiran 6057617712601331915

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow Us

Translate

Statistik

Iklan

Silahkan hubungi kami untuk memasang iklan

Tentang

Nama : Muhammad Isnan, seorang mahasiswa Institut Pertanian Bogor, jurusan Agronomi dan Holtikultura Fakultas Pertanian.

Aktif di lembaga dakwah kampus, LDK BKIM IPB. Menyusuri setiap jejak langkah pejuang untuk mengembalikan kehidupan Islam dengan menerapkan syariah secara kaffah dalam naungan Khilafah.
item