Kemenangan.

Kemenangan.

Banyak yang merayakan hari raya umat Islam dengan label hari kemenangan, kemenangan fitri atas puasa selama sebulan dan peneladanan pada kisah Ibrahim dan Ismail.

Islam sejatinya memang selalu menang, tidak pernah kalah. Hanya saja manusia itu yang kalah, terhadap hawa nafsu, perasaan keduniaan, dan kebodohan yang mendalam. Sehingga dalam momen pengorbanan, pengorbanan untuk tidak tamak hingga berhaus lapar sebulan selama ramadhan, atau berbagi hewan kurban pada idul adha menjadi momentum kemenangan.
Namun menang sejati bagi saya adalah saat ketakwaan dalam amal itu bertambah, saat iman benar-benar bercahaya menyibak segala kegelapan. Tidak peduli itu hari apa, bulan apa, tetapi momentumnya yang paling penting terhadap arti kemenangan.

Bisa saja kemenangan adalah sehari lima kali, yaitu shalat yang sampai pada iffah(menjaga diri) dari kemaksiatan. Atau bahkan setiap detik dalam nafas karena dzikir pembasah bibir.

Bagi yang minim bisa dimaknai kemenangan setahun dua kali itupun hanya eforia dan seromoni belaka. Makan daging kurban, atau baju baru.. Itu terlalu sederhana, terlalu norak bagi saya. Bahwa ketakwaan itu yang utama, menghadirkan semangat ramadhan dalam angan dan perjalanan, menghadirkan semangat berbagi saat ini atau nanti. Itu baru keren, mantaf.

Bolehlah kita bersuka karena itu yang harus terlaksana, makanya dalam hari raya tak boleh ada puasa dan itu jelas HARAM, karena itu memang dirayakan dengan suka cita. Wanita diiring untuk keluar rumah, laki-laki memakai wangi-wangian, menampakan baju terbaik. Namun itu semua sejatinya dan sebenarnya bukan tentang fisik penampilan, kita melakukan bukan sok sholeh atau ingin dikenal itu hanya simbol ketaatan, Rosulullah ajarkan dan kita ikuti itu nilai utamanya. Namun sayang banyak salah pemaknaan, justru eforia melebihi keharusan untuk menilik arti kemenangan.

Terserah kalian anggap ini ocehan atau apapun, karena saya menulis bukan untuk tepuk tangan atau sertifikat penghargaan. Jadi selama ini saya anggap benar, dan saya ikhlaskan karena Allah. Semoga seburuk apapun tulisan saya kalian mampu memaknainya sebagai nasehat dan bertambah ketakwaan.

Selamat memaknai kehidupan selama kita masih hidup.

Related

pendidikan 6346287517259794040
Posting Lebih Baru 'Khalifah' di Muka Bumi
Posting Lama Gundah

Posting Komentar

emo-but-icon
:noprob:
:smile:
:shy:
:trope:
:sneered:
:happy:
:escort:
:rapt:
:love:
:heart:
:angry:
:hate:
:sad:
:sigh:
:disappointed:
:cry:
:fear:
:surprise:
:unbelieve:
:shit:
:like:
:dislike:
:clap:
:cuff:
:fist:
:ok:
:file:
:link:
:place:
:contact:

Follow Us

TranslateStatistik

Translate

Statistik

5475

Iklan

Silahkan hubungi kami untuk memasang iklan

Tentang

Nama : Muhammad Isnan, seorang mahasiswa Institut Pertanian Bogor, jurusan Agronomi dan Holtikultura Fakultas Pertanian.

Aktif di lembaga dakwah kampus, LDK BKIM IPB. Menyusuri setiap jejak langkah pejuang untuk mengembalikan kehidupan Islam dengan menerapkan syariah secara kaffah dalam naungan Khilafah.
item