Tentang Pergerakan yang Membangkitkan


Mencari format terbaik gerakan membangkitkan umat Islam.


Maksudnya: “Demi langit yang mempunyai gugusan bintang. Dan hari yang dijanjikan: Dan yang menyaksikan dan yang disaksikan. Telah dibinasakan orang-orang yang membuat parit. Yang berapi [dinyalakan dengan] kayu bakar. Ketika mereka duduk di sekitarnya. Sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan kerana orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan [fitnah] kepada orang-orang Mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab jahanam dan bagi mereka azab neraka yang membakar. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang salih bagi mereka syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar. Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras. Sesungguhnya Dialah yang menciptakan makhluk dari permulaan dan menghidupkannya kembali. Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih. Yang mempunyai singgahsana, lagi Maha Mulia. Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya.”(al Buruuj: 1-16)

Akidah pondasi syariah pemersatu umat.

“Bangkitnya manusia tergantung pada pemikirannya tentang hidup, alam semesta, dan manusia, serta hubungan ketiganya dengan sesuatu yang ada sebelum kehidupan dunia dan yang ada sesudahnya.”(Syeikh Taqiyudin an-Nabhani-Nidzam al Islam)

“Sesungguhnya nilai yang paling berharga di dalam neraca Allah SWT ialah nilai akidah; sesuatu yang paling laris di pasaran Allah ialah iman. Kemenangan yang paling bernilai di sisi Allah ialah kemenangan roh atas kebendaan, kemenangan akidah menghadapi sakit dan sengsara, kemenangan iman menempuh badai fitnah.”(Syeikh Sayyid Quthb-Ma’alim fi ath-Thariq)

Sungguh suatu kedangkalan berpikir apabila kita ingin mengganti sistem peraturan kita dengan peraturan lain. Adalah pemikiran bodoh apabila umat ini hanya menerapkan peraturan saja tanpa memperhatikan akidah, yang dapat menyelamatkannya. Yang harus dilakukan umat adalah memeluk akidah dahulu, baru kemudian menerapkan peraturan
yang terpancar dari akidah ini.(Syeikh Taqiyuddin an-Nabhani-Nidzam al Islam)

YANG juga patut kita beri perhatian dalam usaha perbaikan masyarakat ialah mendahulukan segala hal yang berkaitan dengan pelurusan pemikiran, cara pandang, dan cara bertindak mereka.(Syeikh Yusuf Qardhawi-fiqh al-awlawiyy)

Prioritas dalam da'wah Imam Muhammad bin Abd al-Wahhab diJazirah Arabia ialah pada bidang aqidah, untuk menjaga dan melindungi tauhid dari berbagai bentuk kemusyrikan dan khurafat yang telah mencemari sumbernya dan membuat keruh kejernihannya. Dia menulis berbagai buku dan risalah, serta menyebarkan dan mempraktekkannya dalam rangka menghancurkan berbagai fenomena kemusyrikan.Tentu kita tidak meragukan bagaimana salafi-wahabi mengokohkan akidah Islam sebagai tonggak peradaban dan penerapan syariat.

Al-Muhaqqiq Ibn al-Qayyim berkata, "Ketahuilah bahwa pancaran sinar 'La ilaha illa Allah' akan dapat menghancurkan noda-noda dosa sesuai dengan kadar kekuatan dan kelemahan pancaran cahaya itu. Orang yang memiliki pancaran cahaya inipun bermacam-macam kekuatan dan kelemahannya, dan tidak akan ada orang yang dapat menghitungnya kecuali Allah SWT. Di antara
manusia terpadat orang yang memiliki cahaya itu di dalam hatinya bagaikan matahari; ada yang cahaya di dalam hatinya itu bagaikan bintang; ada cahaya yang bagaikan api yang membara; ada yang seperti lentera; dan yang terakhir sekali bagaikan lampu yang sangat lemah sinarnya."

Sehingga tidak akan mungkin ada pertentangan tentang manhaj yang agung menyebarkan ‘La illaha illallah’ kecuali mengokohkan akidah umat sebagai kunci dari kebangkitan. Namun telaah yang dalam dalam mempelajari Sirah Nabawiyyah dari banyak ulama atau kitab Daulah Islam. Menjadikan akidah sebagai pokok pembentukan kutlah ula(kelompok awal) setelah dari itu maka kutlah ini akan menyebarkan Islam dengan terang, tentang kewajiban menjalankan syariat tanpa memandang apakah ia berakidah Islam atau yang selainnya. Kemudian jika mereka(yang diseru Islam) menerima dengan berat atau dengan hati terbuka barulah bagi mereka mendapat pembinaan memahami Islam. Seperti kisah yang sangat mashur tentang Mus’ab bin Umair yang dikirim Rosulullah menuju Madinah sehingga dia menyebarkan Islam dengan mengokohkan akidah. Selain itu ada kisah pembacaan ayat al-Quran(Surah ar-Rahman) kepada penduduk mekah di depan Ka’bah oleh sahabat yang kemudian beliau mendapat siksa. Atau ketika Rosulullah mengumpulkan penduduk Mekah di bukit Shafa seraya mengajak mereka berdialog mengajak pada Islam dengan akidah yang kokoh. Atau Rosulullah mendatangi bani sekitar Mekkah seperti Bani Tsaqif, Bani Hanifah, Raja Najasyi, dan lainnya. Inilah dakwah yang dilakukan oleh kutlah hizbiyah(kelompok politik) yang dibentuk Rosulullah dengan kedalaman ilmu Agama, kokohnya akidah Islam, dan teguhnya iman mereka. Sedangkan Bani ‘Amir, sangat berambisi bila dia (Muhammad) menang atas mereka (orang-orang Arab), maka kekuasaan akan beralih kepada mereka setelahnya (Nabi wafat). Namun saat Nabi berkata kepada mereka bahwa seluruh urusannya terserah Allah yang akan Dia berikan kepada siapa saja. Inilah sikap yang di tolak Rosulullah karena dakwah haruslah dengan akidah yang kokoh bukan semata-mata karena kedudukan dan kekuasaan. Hal serupa juga ditolak Rosulullah saat ditawari wanita, harta, dan kedudukan. Jadi dakwah Islam diarahkan untuk mengokohkan akidah.

Ikatan paling kuat adalah akidah dan itu telah mashur dikalangan umat Islam, sehingga akidahlah pemersatu bukan yang selain itu. Akidah pula penyatu dalam harakah(gerakan) membangkitkan umat. Sehingga menjadikan anggota gerakan selain dari umat Islam adalah kesalahan besar dan bertentangan dengan manhaj Rosulullah. Dengan kokohnya syariah belum tentu manusia bangkit karena akidah ini akan melahirkan syariah. Akidah kapitalisme telah kokoh dihati-hati manusia yang jumud namun nyata bahwa sekarang dalam kehancuran, sedangkan akidah sosialisme telah hancur berkeping-keping. Sedangkan akidah Islam mercokol kuat dihati individu-individu umat dan dari itu muncul semangat untuk menjalankan syariat dengan kafah baik untuk hubungannya dengan Allah(Ibadah), hubungannya dengan dirinya sendiri(akhlak), dan hubungan manusia dengan manusia(muamalah). Dalam aspek muamalah ini tidak ada satu negeripun yang mengembannya sebagai peraturan di dunia. Sehingga perlu adanya aktivitas membuat opini umum bahwa syariah adalah solusi permasalahan umat.

Related

pemikiran 1428008610748331584

Posting Komentar

emo-but-icon
:noprob:
:smile:
:shy:
:trope:
:sneered:
:happy:
:escort:
:rapt:
:love:
:heart:
:angry:
:hate:
:sad:
:sigh:
:disappointed:
:cry:
:fear:
:surprise:
:unbelieve:
:shit:
:like:
:dislike:
:clap:
:cuff:
:fist:
:ok:
:file:
:link:
:place:
:contact:

Follow Us

TranslateStatistik

Translate

Statistik

5475

Iklan

Silahkan hubungi kami untuk memasang iklan

Tentang

Nama : Muhammad Isnan, seorang mahasiswa Institut Pertanian Bogor, jurusan Agronomi dan Holtikultura Fakultas Pertanian.

Aktif di lembaga dakwah kampus, LDK BKIM IPB. Menyusuri setiap jejak langkah pejuang untuk mengembalikan kehidupan Islam dengan menerapkan syariah secara kaffah dalam naungan Khilafah.
item