Jangan Labilisme


Sebenarnya, ada pelajaran dari seorang sahabat(seingat saya Ali ra) bahwa dalam kurun masa usia anak, dari umur lahirnya 1-7 tahun diperlakukan si anak layaknya 'putra raja', dalam kurun 7-14 tahun seperti 'budak', dan dalam kurun 14-21 tahun seperti sahabat. Kalau kita cermati memang diusia labil dan alay antara 14-21 ini banyak yang terjebak wabah merah jambu, mulai berfikir untuk mencari sahabat karena peran orang tua tidak dia rasakan. Dalam masa lebih dari 21 atau mendekati itu mereka sebenarnya sudah 'muak' dengan namanya pacaran mereka merubah nama dengan 'calon istri'. Tapi tetap saja namanya pengecut, hanya berani beri janji. Tak pernah beri kepastian.
Buat saudaraku, alangkah dakwah ini begitu sulit, kadang kita butuh namanya 'bahu' untuk tempat bersandar. Namun pilih dari yang terbaik, bisa orang tua, musyrif, atau teman sesamanya. Kalaupun tak mampu untuk itu dan berkeinginan untuk menikah jangan pula ragu atas karunia Allah yang memiliki arsy. Jangan nodai dakwah dengan apa-apa yang dilarang syariah, dan jangan bebani hati dengan sesuatu yang keruh. Karena lama kelamaan hati benar-benar menghitam tanpa mampu lagi mendapat cahaya ilmu.
Marilah kita merenung dan ini sejatinya nasehat terkhusus untuk diri saya pribadi karena selama ini interaksi saya bisa jadi termasuk kedalam apa yang saya bicarakan. Dan kepada Allah saja saya menggantungkan segalanya.
Wallahu a'lam.