Jangan Labilisme

Jangan Labilisme

Bisa dibilang dalam masa labil seperti ini kita butuh namanya 'sahabat'. Namun terkadang kita salah memilih sahabat, ada yang kemudian realisasi sahabatnya itu adalah pacar, ada yang 'TTM' dengan lawan jenis atau sebagai macam interaksi lawan jenis yang HARAM. Maaf kata, saya tidak sedang membicarakan hanya kalangan kurang tercerahkan, ini juga sering terjadi dikalangan pengemban dakwah. Ada yang sampai pacaran dengan gaya alay, panggilan ukhti akhi, atau ekstrim umi abi. Ada yang sekedar 'mencari pembenaran', tidak pacaran dan tidak mesra-mesraan namun interaksi lawan jenis dengan kedok dakwah. Misalnya amat sering diskusi dakwah dengan lawan jenis, sok perhatian dengan amalan yaumiyahnya, atau sering kirim tausiyah. Mungkin dalam aplikasinya tak nampak kesalahan namun dalam hati ada celah untuk syaitan. Dalam al-Quran dan sunnah saya belum melihat adanya larangan pacaran dalam redaksi syarih namun banyak hadist dan ayat yang melarang itu. Seperti khilafah mudahnya, tidak ditemukan 'wajib menegakan khilafah' namun karena ada banyak kewajiban yang tak terlaksana kecuali dalam naungan khilafah maka khilafah wajib berdasarkan kaidah ushul. Jadi walaupun dalam konteks ini kita tidak berlabel 'pacaran', sekedar 'teman curhat', atau 'TTM, semua tetap merucut pada aktivitas yang HARAM.

Sebenarnya, ada pelajaran dari seorang sahabat(seingat saya Ali ra) bahwa dalam kurun masa usia anak, dari umur lahirnya 1-7 tahun diperlakukan si anak layaknya 'putra raja', dalam kurun 7-14 tahun seperti 'budak', dan dalam kurun 14-21 tahun seperti sahabat. Kalau kita cermati memang diusia labil dan alay antara 14-21 ini banyak yang terjebak wabah merah jambu, mulai berfikir untuk mencari sahabat karena peran orang tua tidak dia rasakan. Dalam masa lebih dari 21 atau mendekati itu mereka sebenarnya sudah 'muak' dengan namanya pacaran mereka merubah nama dengan 'calon istri'. Tapi tetap saja namanya pengecut, hanya berani beri janji. Tak pernah beri kepastian.

Buat saudaraku, alangkah dakwah ini begitu sulit, kadang kita butuh namanya 'bahu' untuk tempat bersandar. Namun pilih dari yang terbaik, bisa orang tua, musyrif, atau teman sesamanya. Kalaupun tak mampu untuk itu dan berkeinginan untuk menikah jangan pula ragu atas karunia Allah yang memiliki arsy. Jangan nodai dakwah dengan apa-apa yang dilarang syariah, dan jangan bebani hati dengan sesuatu yang keruh. Karena lama kelamaan hati benar-benar menghitam tanpa mampu lagi mendapat cahaya ilmu.

Marilah kita merenung dan ini sejatinya nasehat terkhusus untuk diri saya pribadi karena selama ini interaksi saya bisa jadi termasuk kedalam apa yang saya bicarakan. Dan kepada Allah saja saya menggantungkan segalanya.

Wallahu a'lam.

Related

Justifikasi Nasehat Agama dan Ketinggian Ilmu

Saya termasuk orang yang membenci seorang yang menjadikan nasehat agama untuk menutupi kepentingan pribadi. Nasehat agama, dalam hadist disebutkan ad diinul nasihat, agama adalah nasehat. Namun s...

Itsar kita dan mereka

Itsar kita dan mereka Itsar adalah sikap mendahulukan orang lain daripada kita. Dalam generasi awal umat Islam senantiasa para sahabar beritsar dengan itsar yang luar biasa. Mereka mendahuluka...

Saat saya mengaji.

Saat saya mengaji.Suatu hari saya berfikir tentang namanya 'ngaji'. Orang lain tidak perlu ngaji untuk bisa berprestasi, bahkan mungkin tidak perlu memeluk Islam. Orang lain tidak perlu membaca 'kit...

Posting Lebih Baru Gundah

Posting Komentar

emo-but-icon
:noprob:
:smile:
:shy:
:trope:
:sneered:
:happy:
:escort:
:rapt:
:love:
:heart:
:angry:
:hate:
:sad:
:sigh:
:disappointed:
:cry:
:fear:
:surprise:
:unbelieve:
:shit:
:like:
:dislike:
:clap:
:cuff:
:fist:
:ok:
:file:
:link:
:place:
:contact:

Follow Us

TranslateStatistik

Translate

Statistik

5475

Iklan

Silahkan hubungi kami untuk memasang iklan

Tentang

Nama : Muhammad Isnan, seorang mahasiswa Institut Pertanian Bogor, jurusan Agronomi dan Holtikultura Fakultas Pertanian.

Aktif di lembaga dakwah kampus, LDK BKIM IPB. Menyusuri setiap jejak langkah pejuang untuk mengembalikan kehidupan Islam dengan menerapkan syariah secara kaffah dalam naungan Khilafah.
item